Dunia saat ini menawarkan
banyak hal yang serba instant, praktis dan serba cepat juga. Contohnya, ketika kita
ingin makan mie, tinggal masukkan mie instan ke dalam air mendidih, tiriskan, dan campur
dengan bumbu instant yang tersedia, mie pun siap dalam tiga menit. Enak bukan ? Jika kita ingin minum teh, cukup
masukkan teh celup ke dalam cangkir yang berisi air hangat, sangat praktis
bukan? Bahkan jika kita ingin memasak nugget ayam, kita tidak perlu repot dan kotor membuat adonan
karena sudah ada bahan instantnya
langsung siap digoreng! Bahkan, ada banyak produk perbankan menawarkan pinjaman
uang atau modal dengan persyaratan yang
mudah, cukup satu jam dan dana kredit jutaan Rupiah pun dapat dicairkan.
Sampai jalan untuk menjadi artis atau orang terkenal secara instan pun banyak
ditawarkan melalui ajang pencari bakat di televisi. Tidak dipungkiri, kemudahan
demi kemudahan ditawarkan di segala bidang kehidupan sangat mempermudah kita.
Kini, bukan hanya makanan, minuman atau apapun yang serba instant, praktis dan
cepat bahkan “iman instant” pun banyak ditawarkan.
Zaman
modern yang serba instan ini tentu saja sangat berhasil memudarkan arti ketekunan. Orang di zaman
sekarang ingin cepat behasil tanpa kerja keras dan ketekunan. Pokoknya segala sesuatu yang serba instan dan cepat saat ini
sedang dicari dan dibutuhkan oleh semua orang.
Begitu
pula kita sebagai orang percaya. Kita menginginkan segala sesuatu dari Tuhan
secara instant dan tidak mau bersabar (berproses) apalagi bertekun
menanti-nantikan Dia. Akibatnya banyak
orang Kristen mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan karena masalah yang
belum terselesaikan: kegagalan dalam mencari pekerjaan, sakit penyakit yang
belum juga sembuh dan rentetan masalah yang tak kunjung ada solusinya.
Di
masa-masa tekanan yang berat bagi gereja, Tuhan memberi instruksi kepada setiap
orang kudus (percaya) agar tetap bertekun Wahyu 14 : 12 (Yang terpenting di sini ialah ketekunan
orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus). Ketekunan adalah bentuk terpenting dari displin diri dan merupakan ukuran sebenarnya dari karakter kita. Bagaimana kita berpegang teguh terhadap suatu
pengharapan dan apa yang kita yakini. Oleh karena itu, Firman Tuhan selalu mengingatkan agar kita
memiliki ketekunan dalam segala hal, karena ketekunan dan kesabaran adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil
yang sempurna. Alkitab menulis dalam
Roma 5 : 4 – 5 (Ketekunan
menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan
tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh
Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita).
Ketekunan adalah unsur terpenting
dalam setiap keberhasilan. Ketekunan
adalah keputusan atau ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh, rajin, dan tuntas dalam melakukan apa pun.
Orang yang tekun tidak mudah mendua hati. Ia
adalah seorang yang berfokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa
yang sedang dikerjakannya. Firman Tuhan menjelaskan bahwa, orang yang bertekun
sajalah yang akan menghasilkan buah Lukas
8 : 15 (Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah
dalam ketekunan), bahkan
dengan porsi ganda, Yakobus 5 : 11 (Sesungguhnya
kami menyebut mereka berbahagia yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah
mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya
disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan).
Banyak orang Kristen yang sangat
merindukan agar janji-janji Tuhan dalam hidupnya dapat mereka peroleh. Mereka
bahkan mengatakan telah “melakukan kehendak Tuhan”. Namun demikian, sekalipun
telah melakukan kehendak Tuhan, jika tidak disertai ketekunan, janji-janji-NYA
tidak akan diperoleh, Ibrani 10 : 36 (Sebab
kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu).
Dalam hal apa saja Tuhan ingin kita bertekun?
1.
Kisah Para
Rasul 1 : 14 (Sehati dalam doa)
2.
Kisah Para Rasul 2 : 42 (Belajar Firman Tuhan dan dalam persekutuan)
3.
Kisah Para Rasul 2 : 46 (Berkumpul dalam persekutuan orang percaya)
4.
Kolose 1 : 23 (Iman, tetap teguh dan tidak bergoncang)
5.
1 Tesalonika 1 : 3 (Pengharapan kepada Tuhan Yesus)
6.
1 Timotius 4 : 13 (Bertekun dalam membaca Alkitab);
7.
1 Timptius 4
: 16 (Mengajar; mengawasi diri dan
ajaran/kesaksian pribadi) dan yang menang/mencapai garis finish
serta yang melakukan semua kehendak Tuhanlah
yang layak menerima janjiNYA (bdg
Why. 2:7, 11, 17, 26-27; Why. 3:5, 12, 21).
Biarlah Kasih Anugerah yang telah
Tuhan Yesus berikan kepada setiap kita yang berdosa kiranya tidak berakhir
sia-sia tetapi sebagai anak Allah/ teman sekerja Allah kita mau berkomitmen mengisi
hidup kita (bertekun / berproses) di dalam Dia, saling membangun dan menguatkan
serta setia sampai selama-lamanya kepada
Allah di dalam Tuhan Yesus. Semoga renungan ini dapat memberkati kita semua.
(Renungan
ini diambil dari banyak sumber)