Friday, March 6, 2020

Ketekunan Kunci Keberhasilan


Dunia saat ini  menawarkan banyak hal yang serba instant, praktis  dan serba cepat juga. Contohnya, ketika kita ingin makan mie, tinggal masukkan mie instan  ke dalam air mendidih, tiriskan, dan campur dengan bumbu instant yang tersedia, mie pun siap dalam tiga menit.  Enak bukan ? Jika kita ingin minum teh, cukup masukkan teh celup ke dalam cangkir yang berisi air hangat, sangat praktis bukan? Bahkan jika kita ingin memasak nugget ayam,  kita tidak perlu repot dan kotor membuat adonan karena sudah ada bahan  instantnya langsung siap digoreng! Bahkan, ada banyak produk perbankan menawarkan pinjaman uang atau modal dengan persyaratan yang  mudah, cukup satu jam dan dana kredit jutaan Rupiah pun dapat dicairkan. Sampai jalan untuk menjadi artis atau orang terkenal secara instan pun banyak ditawarkan melalui ajang pencari bakat di televisi. Tidak dipungkiri, kemudahan demi kemudahan ditawarkan di segala bidang kehidupan sangat mempermudah kita. Kini, bukan hanya makanan, minuman atau apapun yang serba instant, praktis dan cepat bahkan “iman instant” pun banyak ditawarkan.

 Zaman modern yang serba instan ini tentu saja sangat berhasil  memudarkan arti ketekunan. Orang di zaman sekarang ingin cepat behasil tanpa kerja keras dan ketekunan. Pokoknya segala sesuatu yang serba instan dan cepat saat ini sedang dicari dan dibutuhkan oleh semua orang.   

Begitu pula kita sebagai orang percaya. Kita menginginkan segala sesuatu dari Tuhan secara instant dan tidak mau bersabar (berproses) apalagi bertekun menanti-nantikan Dia.  Akibatnya banyak orang Kristen mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan karena masalah yang belum terselesaikan: kegagalan dalam mencari pekerjaan, sakit penyakit yang belum juga sembuh dan rentetan masalah yang tak kunjung ada solusinya.

Di masa-masa tekanan yang berat bagi gereja, Tuhan memberi instruksi kepada setiap orang kudus (percaya) agar tetap bertekun Wahyu  14 : 12 (Yang terpenting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus). Ketekunan adalah bentuk terpenting dari displin diri  dan merupakan ukuran sebenarnya dari karakter kita.  Bagaimana kita berpegang teguh terhadap suatu pengharapan dan apa yang kita yakini. Oleh karena itu,  Firman Tuhan selalu mengingatkan agar kita memiliki ketekunan dalam segala hal, karena ketekunan dan kesabaran adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang sempurna.  Alkitab menulis dalam Roma 5 : 4 – 5 (Ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita).

Ketekunan adalah unsur terpenting dalam setiap keberhasilan. Ketekunan adalah keputusan atau ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh, rajin, dan tuntas dalam melakukan apa pun. Orang yang tekun tidak mudah mendua hati. Ia adalah seorang yang berfokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Firman Tuhan menjelaskan bahwa, orang yang bertekun sajalah yang akan menghasilkan buah Lukas 8 : 15 (Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan), bahkan dengan porsi ganda, Yakobus 5 : 11 (Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan).

Banyak orang Kristen yang sangat merindukan agar janji-janji Tuhan dalam hidupnya dapat mereka peroleh. Mereka bahkan mengatakan telah “melakukan kehendak Tuhan”. Namun demikian, sekalipun telah melakukan kehendak Tuhan, jika tidak disertai ketekunan, janji-janji-NYA tidak akan diperoleh, Ibrani 10 : 36 (Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu).

Dalam hal apa saja Tuhan ingin kita bertekun?

1.       Kisah  Para Rasul 1 : 14 (Sehati dalam doa)

2.      Kisah Para Rasul 2 : 42 (Belajar Firman Tuhan dan dalam persekutuan)

3.      Kisah Para Rasul 2 : 46 (Berkumpul dalam persekutuan orang percaya)

4.     Kolose 1 : 23 (Iman, tetap teguh dan tidak bergoncang)

5.      1 Tesalonika 1 : 3 (Pengharapan kepada Tuhan Yesus)

6.     1 Timotius 4 : 13 (Bertekun dalam membaca Alkitab);

7.     1 Timptius  4 : 16 (Mengajar; mengawasi diri dan ajaran/kesaksian pribadi)  dan  yang menang/mencapai  garis  finish serta yang melakukan semua kehendak Tuhanlah  yang layak  menerima janjiNYA (bdg Why. 2:7, 11, 17, 26-27; Why. 3:5, 12, 21).

Biarlah Kasih Anugerah yang telah Tuhan Yesus berikan kepada setiap kita yang berdosa kiranya tidak berakhir sia-sia tetapi sebagai anak Allah/ teman sekerja Allah kita mau berkomitmen mengisi hidup kita (bertekun / berproses) di dalam Dia, saling membangun dan menguatkan serta setia sampai  selama-lamanya kepada Allah di dalam Tuhan Yesus. Semoga renungan ini dapat memberkati kita semua.

(Renungan ini diambil dari banyak sumber)


No comments:

Post a Comment